September yang Terlalu Cepat Dianggap Buruk

Cukup banyak yang meyakini bulan September membawa vibes yang kurang menyenangkan. Ada yang mengaitkan dengan perubahan cuaca, historical timeline, psikologis hingga mitos. Sebagian lagi menganggap sebagai periode penuh tantangan dan awal dari perubahan baru. Lantas apa yang melatarbelakangi sebuah bulan memiliki beragam persepsi seperti ini ?

Baca : Pemasangan Elterra

Perubahan Cuaca

Di Indonesia, periode Pancaroba Kedua (peralihan musim kemarau ke musim hujan) mulai terjadi di bulan September. Cuaca berdebu yang berubah menjadi hujan lebat. Hal yang membuat lingkungan menjadi lembap dan meningkatkan risiko berkembangnya virus maupun bakteri penyebab penyakit. Selain menyebabkan imun tubuh menurun, Pancaroba membuat kita terlalu sering berada di ruang tertutup sehingga meningkatkan penularan penyakit.

Sebagian Negara yang hidup jauh dari Garis Equator, pada bulan September juga memasuki peralihan dari musim panas ke musim gugur. Perubahan cuaca, hari yang lebih pendek, dan turunnya intensitas cahaya matahari dapat memicu seasonal affective disorder (SAD).  SAD adalah jenis depresi yang terkait dengan perubahan musim. Suasana hati penderita memburuk, kehilangan energi, dan perubahan nafsu makan atau tidur.

Historical Timeline

Beberapa peristiwa kelabu yang terjadi pada bulan September, diantaranya :

Global

1. Gempa Besar Kanto mengguncang Jepang pada 01 September 1923, menyebabkan kehancuran besar di Tokyo dan sekitarnya, dengan korban tewas diperkirakan lebih 100.000 jiwa
2. Dimulainya Perang Dunia ke II pada 1 September 1939
3. Serangan kelompok teroris di Amerika Serikat pada 11 September 2001 yang menewaskan hampir 3.000 orang

Nasional

1. Peristiwa G 30 S PKI di Lubang Buaya, Jakarta pada tanggal 30 September 1965
2. Kecelakaan Penerbangan tanggal 26 September 1997 rute Jakarta-Medan yang mengakibatkan 234 orang meninggal
3. Meninggalnya aktivis HAM Indonesia, Munir Said Thalib pada tanggal 7 September 2004 akibat racun arsenik

Mitos

1. Kejadian-kejadian buruk di atas tidak hanya menjadi luka dalam sejarah. Beberapa mempercayai pengaruh Historical Timeline dalam konsep metafisika. Seperti memori yang tertinggal pada lokasi, waktu dan benda yang terikat dengan kejadian. Timeline juga dianggap sebagai probabilitas untuk kondisi yang akan datang. Serta lapisan energi yag bergaung ke masa kini dalam bentuk rasa takut, ketidaknyamanan dan dampak psikologis.
2. September merupakan bulan kesembilan berdasarkan penanggalan masehi. Dan memiliki jumlah huruf sebanyak sembilan. Dalam bahasa Tionghoa, angka 9 disebut jiǔ (九), yang terdengar mirip dengan kata jiǔ (久) yang berarti "lama" atau "abadi". Sehingga angka ini sering dikaitkan dengan keberlanjutan dan keabadian. Banyak yang berpendapat bahwa kecemasan selama September terjadi karena kita akan masuk ke fase baru.

Psikologis

Bulan September adalah bulan terakhir dalam kuartal ketiga. Bulan yang dijadikan masa evaluasi. Seketika kembali teringat banyaknya resolusi dan PR yang belum selesai sejak awal tahun. Disaat itu juga kita akan menilai progress yang sudah dikerjakan. Keadaan yang memicu rasa cemas, tidak nyaman dan merasa tertinggal.

Anomali

Ada sebuah anomali yang dipercaya pada pasar modal dan disebut sebagai September Effect. Dimana kinerja pasar saham secara historis cenderung lebih lemah dibandingkan bulan lain. Investor cenderung akan keluar dari pasar untuk sementara waktu di bulan September.

Banyak faktor yang menimbulkan kesan gloomy pada bulan September. Padahal, September mungkin tidak seburuk itu. Berikut beberapa tips untuk memperbaiki mood selama September :

• Coba untuk tidak memirkan resolusi, target dan progress secara berlebihan
• Tidur cukup dan teratur
• Berjemur dipagi hari. Cahaya matahari memicu produksi hormon Serotonin yang mengatur suasana hati
• Olahraga ringan dan luangkan waktu untuk melakukan aktivitas yang disukai
• Fokus pada hal-hal yang bisa dicapai. Sekecil apapun pencapaian, dapat memberi energi positif
• Mandi menggunakan air hangat.
• Air hangat membantu melemaskan otot yang tegang. Rasa rileks ikut memengaruhi pikiran sehingga perasaan menjadi lebih tenang. Mandi air hangat juga mampu meningkatkan pelepasan endorfin, hormon yang berhubungan dengan rasa nyaman dan bahagia.