Pengaruh Fasad Terhadap Preferensi Memilih Pemanas Air

Fasad merupakan hal pertama yang mencolok pada suatu bangunan. Fasad juga dapat menunjukan suatu identitas arsitektur. Desain fasad akhir-akhir ini banyak mengacu pada konsep minimalis, A-Shape dan kontemporer. Untuk menonjolkan keunikan fasad, tidak sedikit pemilik hunian menghindari perangkat yang menutupi/ mengganggu desain keseluruhan walaupun secara fungsi perangkat tersebut dibutuhkan.

Perangkat standar yang biasanya diletakan di atap adalah toren air, pemipaan, outdoor AC, pompa, filter dan pemanas air tenaga surya. Pada konsep minimalis dan kontemporer, perangkat tersebut diletakan pada sudut yang tidak tampak secara langsung. Namun jika space yang tersedia tidak mampu menampung keseluruhan perangkat yang dibutuhkan. Maka kontraktor dan atau pemilik cenderung melakukan substitusi.

Water heater atau pemanas air adalah perangkat yang digunakan untuk menaikan suhu air hingga batas tertentu guna keperluan hygiene. Berdasar peruntukannya water heater terbagi dalam kelompok residensial dan komersial. Dan berdasar sumber energinya, terdiri dari water heater tenaga listrik, tenaga matahari, tenaga kalor dan tenaga gas. Mengesampinkan keunggulan dan kekurangan, jenis water heater berdasar energinya dapat saling substitusi. Dengan syarat, kapasitas (liter) water heater yang dipilih tidak lebih kecil dari jumlah air panas yang digunakan.

Belakangan ini market pemanas air condong mengarah ke electric water heater, sebab harganya yang murah, pemasangan yang mudah dan tidak membutuhkan space besar. Electric water heater tidak mengeluarkan zat polutan sehingga aman ditempatkan dalam ruang tertutup. Ingress Protection yang disematkan di electric water heater juga mampu melindungi dari tetesan dan cipratan air normal.

Sebagai alternatif perangkat pemanas air untuk fasad yang tidak mendukung water heater berukuran besar, electric water heater adalah pilihan yang tepat.